Kira-kira hari jumat lalu, malam seabis pulang kerja.. gw nemenin temen gw ke atm di indomaret. Pulangnya pas jalan balik ke kos-kosan tiba-tiba dia bilang kalo selama ini dia merasa kurang beramal, dalam satu bulannya kurang dari 10% uangnya disisihkan buat beramal. Terus tanpa pikir panjang, seakan mulut gw nyeplos sendiri, gw bilang.. "beramal itu bukan kewajiban, tapi keikhlasan". Seandainya tiap bulan seseorang nyisihin 10% buat amal, itu bagus. Tapi seandainya orang itu lagi butuh uang lebih di bulan tertentu, sedangkan dia udah janji mau nyisihin 10% buat amal tiap bulannya. Kalo akhirnya dia "terpaksa" mengeluarkan uang untuk amal, apa makna beramal itu akan sama?
Beramal itu menurut gw bukan seberapa besar/sering kita memberi sedekah, bukan seberapa sering kita datang atau menyumbang ke panti asuhan/panti jompo/dsb. Tapi hati kita lah yang paling penting. Kalau kita beramal, misal memberi sedekah ke pengemis, walau cuma 500 atau 1000 rupiah, kalau disertai dengan hati yang tulus, justru itulah yang dihitung.
Kalau cuma untuk (maaf) image yang bagus, mengharap pahala, tugas sekolah.. apakah itu benar-benar bisa dikatakan beramal? Coba kita pikirkan :)
No comments:
Post a Comment