Kalau dipikir kembali, kenapa manusia itu tidak mudah puas? Mungkin karena mereka pikir, kalau bisa dapat lebih kenapa tidak? Kenapa mereka berpikir seperti itu? Karena mungkin mereka lebih banyak berharap ketimbang bersyukur. Benarkah?
Yang biasanya menjadi korban ketidakpuasan ini misalnya gadget, gaji, karir, bahkan pasangan. Ya, saat pertama kali heboh blackberry semua langsung ingin beli. Kala itu yang paling terjangkau harganya Blackberry Gemini. Beberapa tahun kemudian, saat tipe-tipe BB lainnya keluar, banyak yang merasa bahwa sudah saatnya ganti yang baru. Katanya cupu kalo gak ngikutin teknologi. Yang kedua, gaji. Disaat sudah mendapat pekerjaan yang pas, suasana juga cukup enak, gaji juga cukup.. tapi disaat ada penawaran gaji lebih tinggi, hati goyah, langsung pindah kerja. Katanya bodoh kalau ada tawaran bagus gak diterima. Yang ketiga karir. Di dunia ini banyak sekali orang-orang dengan ambisi tinggi. Mereka ingin status yang prestige. Katanya aneh kalau kerja ga mengejar jabatan tinggi. Yang keempat, pasangan. Bahkan pasangan pun ikut jadi korban. Loh kok bisa? Ya, misal sudah ada pacar yang cukup baik walaupun banyak kekurangannya, harusnya kekurangan itu kan dihargai dan dilengkapi oleh kelebihan pasangannya. Tapi apa? Banyak yang suka membanding-bandingkan, banyak yang ingin mencari yang lebih baik-yang sesuai keinginan.
Lalu seperti yang ditanyakan di paragraf paling atas, benarkah semua itu karena manusia lebih banyak berharap ketimbang bersyukur? Dan kalau memang iya, apakah rasa tidak puas itu salah? Katanya, itu sudah bawaan manusia. Lalu kalau ada manusia yang bersyukur dengan apa yang dia punya, dan tidak mengejar karir misalnya, apakah mereka harus dibilang bodoh?
Terus terang gw bingung. Yang benar yang mana, yang salah yang mana? Salahkah orang-orang yang ambisius? Salahkah orang-orang yang tidak ambisius?
No comments:
Post a Comment