Pas baca "hooroorook" gw langsung merasa kalau gw pernah denger nama ini. Setelah gw coba-coba inget, ternyata ini dia.. iklannya udah beberapa tahun lalu dan memang pernah lihat. Waktu lihat iklannya pengen banget nyoba. Akhirnya beberapa tahun kemudian nyoba juga deh.
Tuesday, February 18, 2014
Nyoba berbagai rasa ramyun instan Korea
Gw tuh ya, hampir semua rasa ramyun instan yang dijual di pasar swalayan udah pernah nyoba. Nah beberapa minggu yang lalu gw melihat satu jenis ramyun instan yang belum pernah gw coba, jadilah gw beli satu. Beberapa hari yang lalu pas mau makan tu ramyun, gw baca dulu merek dan nama ramyun nya (gw bisa baca hangul).
Pas baca "hooroorook" gw langsung merasa kalau gw pernah denger nama ini. Setelah gw coba-coba inget, ternyata ini dia.. iklannya udah beberapa tahun lalu dan memang pernah lihat. Waktu lihat iklannya pengen banget nyoba. Akhirnya beberapa tahun kemudian nyoba juga deh.
Pas baca "hooroorook" gw langsung merasa kalau gw pernah denger nama ini. Setelah gw coba-coba inget, ternyata ini dia.. iklannya udah beberapa tahun lalu dan memang pernah lihat. Waktu lihat iklannya pengen banget nyoba. Akhirnya beberapa tahun kemudian nyoba juga deh.
Labels:
CF,
hooroorook,
instant ramyun,
IU,
kesampean nyoba,
korean ramyun,
makanan,
noodle
Thursday, February 13, 2014
Baik saja tidak cukup
Selamat pagi.
Gw sengaja menyempatkan waktu untuk menulis tulisan ini sebelum memulai aktifitas kerja hari ini. Inti tulisan ini sesuai dengan judul diatas yang merupakan pendapat gw kalo kita tidak bisa hidup dengan hanya bermodal baik saja. Baik apa? Disini gw coba mengeneralisasi baik itu berusaha berbuat sesuai streotype yang berlaku, misal: rendah hati, jujur, ramah. Kenapa gw bisa bilang begitu? Karena setelah gw perhatikan gw merasa bahwa setiap pekerjaan itu rata-rata tidak jujur. Yah, ini rahasia umum. Rasanya ga perlu dijelaskan. Cukup direnungkan sendiri.
Terkadang gw termenung memikirkan ini, setiap orang butuh uang. Bohong kalau tidak. Kita semua punya kebutuhan. Walau bukan semua tentang diri sendiri, kita punya orang-orang terkasih dan pasti kita memikirkan kebutuhan orang tersebut. Seperti gw misalnya, sampai umur segini hidupnya masih begitu-begitu saja. Gaji bisa dibilang cukup kecil dibanding teman-teman yang lain. Orang-orang disekitar gw selalu mengingatkan mau jadi apa gw nanti, umur segini masih belum bisa nyicil rumah atau kendaraan. Dimata mereka gw terlihat santai seperti ga memikirkan apa-apa. Mereka mana tau, diam-diam begini gw juga berpikir apa yang bisa gw perbuat. Salah satu teman gw berkata dia akan mencoba melakukan pekerjaan apapun supaya bisa menghasilkan uang. Lalu gw berpikir, teman gw saja demi uang mau mencoba pekerjaan yang mungkin bukan passion nya. Gw baru sadar begitu kuatnya uang ini dalam kehidupan. Namun dengan mengandalkan sikap-sikap baik seperti yang gw bilang diatas tidaklah bisa menghasilkan uang. Ambisi, tidak pantang menyerah, mau bekerja keras, bermulut manis, dan cerdik -- itu yang dibutuhkan. Yang paling terakhir itu gw memilih kata yang cukup bagus yah, padahal maksud gw itu kalo "di-bahasainggrisin" itu cunning. Gw pernah cerita ke nyokap soal kerja seseorang yang yahhh kadang harus nipu nipu dikit. Dan nyokap gw jawabnya: "Ya memang begitu, memangnya kayak kamu, kerja harus selalu jujur? mana bisa?" dan gw terdiam.
Gw sengaja menyempatkan waktu untuk menulis tulisan ini sebelum memulai aktifitas kerja hari ini. Inti tulisan ini sesuai dengan judul diatas yang merupakan pendapat gw kalo kita tidak bisa hidup dengan hanya bermodal baik saja. Baik apa? Disini gw coba mengeneralisasi baik itu berusaha berbuat sesuai streotype yang berlaku, misal: rendah hati, jujur, ramah. Kenapa gw bisa bilang begitu? Karena setelah gw perhatikan gw merasa bahwa setiap pekerjaan itu rata-rata tidak jujur. Yah, ini rahasia umum. Rasanya ga perlu dijelaskan. Cukup direnungkan sendiri.
Terkadang gw termenung memikirkan ini, setiap orang butuh uang. Bohong kalau tidak. Kita semua punya kebutuhan. Walau bukan semua tentang diri sendiri, kita punya orang-orang terkasih dan pasti kita memikirkan kebutuhan orang tersebut. Seperti gw misalnya, sampai umur segini hidupnya masih begitu-begitu saja. Gaji bisa dibilang cukup kecil dibanding teman-teman yang lain. Orang-orang disekitar gw selalu mengingatkan mau jadi apa gw nanti, umur segini masih belum bisa nyicil rumah atau kendaraan. Dimata mereka gw terlihat santai seperti ga memikirkan apa-apa. Mereka mana tau, diam-diam begini gw juga berpikir apa yang bisa gw perbuat. Salah satu teman gw berkata dia akan mencoba melakukan pekerjaan apapun supaya bisa menghasilkan uang. Lalu gw berpikir, teman gw saja demi uang mau mencoba pekerjaan yang mungkin bukan passion nya. Gw baru sadar begitu kuatnya uang ini dalam kehidupan. Namun dengan mengandalkan sikap-sikap baik seperti yang gw bilang diatas tidaklah bisa menghasilkan uang. Ambisi, tidak pantang menyerah, mau bekerja keras, bermulut manis, dan cerdik -- itu yang dibutuhkan. Yang paling terakhir itu gw memilih kata yang cukup bagus yah, padahal maksud gw itu kalo "di-bahasainggrisin" itu cunning. Gw pernah cerita ke nyokap soal kerja seseorang yang yahhh kadang harus nipu nipu dikit. Dan nyokap gw jawabnya: "Ya memang begitu, memangnya kayak kamu, kerja harus selalu jujur? mana bisa?" dan gw terdiam.
Labels:
baik saja tidak cukup,
dunia kerja,
jujur,
kehidupan,
rendah hati,
uang
Wednesday, February 12, 2014
Dunia yang penuh dengan curiga
Katanya kita harus berpikir positif. Tapi...
Saat dijalan katanya harus hati-hati sama orang yang ga dikenal,
Kalau minuman ditinggal ditempat umum ga boleh diminum lagi,
Di bus harus waspada dan jaga tas biar ga kecopetan,
dan lain sebagainya..
Kita dituntut untuk selalu waspada. Yang ingin gw tanyakan adalah.. berarti kita harus selalu curiga? Karena gw merasa "waspada" dan "curiga" ini sangat-sangat dekat sekali pengertiannya. Ya memang waspada itu HARUS, mengingat situasi dan kondisi lingkungan (apalagi Jakarta) yang kurang aman. Tapi terkadang gw merasa ada efek negatif dari waspada itu sendiri. Contohnya, gw pernah jalan kaki mau ketemuan sama teman dan pas dalam perjalanan itu gw berpapasan sama satu ibu-ibu. Ibu itu sepertinya memanggil-manggil gw entah apa tujuannya. Karena gw parno sendiri curiga itu ibu orang ga bener ya gw jalan aja terus pura-pura ga denger. Tapi setelah beberapa langkah kedepan gw jadi mikir lagi, apa iya itu orang ga bener, atau malah mungkin emang cuma ibu-ibu yang mau tanya jalan? Gw sempat ragu pengen balik, tapi akhirnya gw jalan terus karena emang pada waktu itu gw ada janji ketemuan sama temen-dia jemput gw di lampu merah jadi ga boleh telat. Atau pas di bus misalnya; gw mendekap tas gw dengan erat, liat kiri kanan ada orang dengan gerak-gerik mencurigakan apa engga. Dan ternyata, orang lain juga melakukan hal yang sama.
Dari kejadian itu gw jadi mikir, kenapa sangking waspadanya gw jadi parno begini? Kenapa kita saling mencurigai?
Tapi ada juga memang orang yang ga bener. Pas jalan pulang gw ditepuk bahunya sama seorang pria ga dikenal. Karena biasanya gw dengerin musik, ga terlalu kedengeran dia tanya apa. Pas gw cabut sebelah earphone nya, dia bilang "boleh pinjam duit ga, mau pulang tapi ga bisa dompet dan hp diambil orang". Ini dia nih yang nyebelin. Karena orang-orang ga bertanggung jawab begini gw jadi ragu milah mana orang yang bener-bener tertimpa musibah dan mana yang pura-pura. Kalau yang satu itu sih kelihatan banget penipu. Dia nanya pilih-pilih orang, padahal ada orang lain juga disana. Gw sih takutnya dia bisa hipnotis gitu, sekali tepuk bahu kena. Untungnya gw biasanya pake earphone. Gw ketemu ni orang ga cuma sekali. Pernah pas pulang di jalan yang sama itu dia melancarkan modus yang sama. Pas papasan ga beberapa lama dia ngejer gw manggil-manggil gw, gw dengerin musik seperti biasa tapi samar-samar denger ada yang manggil. Tapi karena gw orangnya agak parno dan cuek, gw jalan aja terus. Akhirnya dia nepuk bahu gw, gw reflek kesel teriak, "Apa sih??" (sok pengen keliatan galak) dan gw melihat orang yang sama dengan modus yang sama. Makanya gw bisa bilang itu pasti orang ga bener.
Sigh. susah ya hidup ini. gw jadi merasa agak bersalah dengan sikap gw yang kadang bisa curiga dengan orang yang baik-baik, tapi pada kenyataannya memang rasa curiga itu harus ada karena orang-orang yang ga bertanggung jawab.
Saat dijalan katanya harus hati-hati sama orang yang ga dikenal,
Kalau minuman ditinggal ditempat umum ga boleh diminum lagi,
Di bus harus waspada dan jaga tas biar ga kecopetan,
dan lain sebagainya..
Kita dituntut untuk selalu waspada. Yang ingin gw tanyakan adalah.. berarti kita harus selalu curiga? Karena gw merasa "waspada" dan "curiga" ini sangat-sangat dekat sekali pengertiannya. Ya memang waspada itu HARUS, mengingat situasi dan kondisi lingkungan (apalagi Jakarta) yang kurang aman. Tapi terkadang gw merasa ada efek negatif dari waspada itu sendiri. Contohnya, gw pernah jalan kaki mau ketemuan sama teman dan pas dalam perjalanan itu gw berpapasan sama satu ibu-ibu. Ibu itu sepertinya memanggil-manggil gw entah apa tujuannya. Karena gw parno sendiri curiga itu ibu orang ga bener ya gw jalan aja terus pura-pura ga denger. Tapi setelah beberapa langkah kedepan gw jadi mikir lagi, apa iya itu orang ga bener, atau malah mungkin emang cuma ibu-ibu yang mau tanya jalan? Gw sempat ragu pengen balik, tapi akhirnya gw jalan terus karena emang pada waktu itu gw ada janji ketemuan sama temen-dia jemput gw di lampu merah jadi ga boleh telat. Atau pas di bus misalnya; gw mendekap tas gw dengan erat, liat kiri kanan ada orang dengan gerak-gerik mencurigakan apa engga. Dan ternyata, orang lain juga melakukan hal yang sama.
Dari kejadian itu gw jadi mikir, kenapa sangking waspadanya gw jadi parno begini? Kenapa kita saling mencurigai?
Tapi ada juga memang orang yang ga bener. Pas jalan pulang gw ditepuk bahunya sama seorang pria ga dikenal. Karena biasanya gw dengerin musik, ga terlalu kedengeran dia tanya apa. Pas gw cabut sebelah earphone nya, dia bilang "boleh pinjam duit ga, mau pulang tapi ga bisa dompet dan hp diambil orang". Ini dia nih yang nyebelin. Karena orang-orang ga bertanggung jawab begini gw jadi ragu milah mana orang yang bener-bener tertimpa musibah dan mana yang pura-pura. Kalau yang satu itu sih kelihatan banget penipu. Dia nanya pilih-pilih orang, padahal ada orang lain juga disana. Gw sih takutnya dia bisa hipnotis gitu, sekali tepuk bahu kena. Untungnya gw biasanya pake earphone. Gw ketemu ni orang ga cuma sekali. Pernah pas pulang di jalan yang sama itu dia melancarkan modus yang sama. Pas papasan ga beberapa lama dia ngejer gw manggil-manggil gw, gw dengerin musik seperti biasa tapi samar-samar denger ada yang manggil. Tapi karena gw orangnya agak parno dan cuek, gw jalan aja terus. Akhirnya dia nepuk bahu gw, gw reflek kesel teriak, "Apa sih??" (sok pengen keliatan galak) dan gw melihat orang yang sama dengan modus yang sama. Makanya gw bisa bilang itu pasti orang ga bener.
Sigh. susah ya hidup ini. gw jadi merasa agak bersalah dengan sikap gw yang kadang bisa curiga dengan orang yang baik-baik, tapi pada kenyataannya memang rasa curiga itu harus ada karena orang-orang yang ga bertanggung jawab.
Thursday, February 6, 2014
Let It Go dalam berbagai versi. Mana favoritmu?
Udah nonton film animasi Frozen? Kalo udah pastinya tau dong lagu "kebangsaan" nya yang berjudul Let It Go? Kalo versi originalnya di film yang nyanyi itu Idina Menzel. Kalo versi promosi nya dinyanyin sama Demi Lovato.
Nah gw baru aja nge-browsing Youtube dan muncul lah video Let It Go versi Korea. Gw emang lebih update lagu lagu Korea sih hehe. Gw tau sih yang nyanyi itu Hyorin tapi belum sempet denger dan baru tadi dengerinnya.
Trus gw nyoba browse versi lainnya juga:
Jepang Ver. by May J
Melayu Ver. by Marsha Milan Londoh
Mandarin Ver. by Yao Beina
French Ver. by Anaïs Delva
Well, masih banyak lagi. Di Wikipedia tertulis kalo Frozen sendiri di dubbed ke 42 bahasa. Ini dia cuplikan lagu lagu Let It Go dalam berbagai versi yang gw temuin di Youtube:
Nah gw baru aja nge-browsing Youtube dan muncul lah video Let It Go versi Korea. Gw emang lebih update lagu lagu Korea sih hehe. Gw tau sih yang nyanyi itu Hyorin tapi belum sempet denger dan baru tadi dengerinnya.
Trus gw nyoba browse versi lainnya juga:
Jepang Ver. by May J
Melayu Ver. by Marsha Milan Londoh
Mandarin Ver. by Yao Beina
French Ver. by Anaïs Delva
Well, masih banyak lagi. Di Wikipedia tertulis kalo Frozen sendiri di dubbed ke 42 bahasa. Ini dia cuplikan lagu lagu Let It Go dalam berbagai versi yang gw temuin di Youtube:
Bagi gw semuanya bagus-bagus. Bingung deh kalo diminta pilih yang terbaik. Hebat yah satu lagu di dub ke berbagai bahasa dan dinyanyiin sama penyanyi berbakat diberbagai penjuru dunia. Seneng banget sama ide ini. Ya, seperti yang gw bilang: Music is universal. Walau ga sepenuhnya ngerti arti versi lain dari bahasa Inggrisnya tapi tetep passion bermusik dalam menyanyinya kentara sekali. Ya kan?
Subscribe to:
Posts (Atom)