Beberapa hari ini situasi di berbagai kota di Indonesia cukup kacau. Sebabnya? Ya karena katanya mau ada kenaikan harga BBM. Masalahnya harga pasaran BBM internasional emang lagi tinggi dan lalu berdampak ke berbagai penjuru dunia, termasuk negara kita ini. Rakyat kecil pun kecewa dengan keputusan kenaikan harga BBM, karena pastinya selain ongkos transportasi umum naik, harga sembako juga bakal ikut-ikutan naik. Akhirnya banyak yang turun kejalan untuk unjuk rasa, termasuk mahasiswa. Gak sedikit yang pake acara bakar-bakaran.. di makasar misalnya, pos polisi jadi pelampiasan amukan massa. Massa di depan gedung DPR sendiri banyak banget, dan gak sedikit juga yang bertindak anarkis. Pas ngeliat di TV kemaren gw bilang mereka mirip kayak (maaf) "zombie kelaperan". Kenapa? Soalnya mereka memaksa masuk ke dalam gedung DPR dengan berniat merobohkan pagar depan. Akhirnya pagar pun berhasil dirobohkan, dan mereka masuk ke area DPR dengan maksud supaya diijinkan bertemu dengan para anggota DPR. Mereka ingin agar para anggota DPR tidak menaikan harga BBM. Mereka tidak akan menerima kenaikan harga BBM, baik itu kenaikan dalam jumlah kecil. Mereka juga serentak menyuarakan agar Pak Presiden dan Wakilnya turun dari kursi kepemimpinan kalau harga BBM dinaikan. Demo dan unjuk rasa sih boleh ya, tapi kenapa harus pake kekerasan? Apalagi pake bawa nama mahasiswa segala. Sejujurnya gw sebagai lulusan sarjana malu, kenapa orang yang katanya berpendidikan juga ikut-ikutan bertindak anarkis kayak gini.
Tempo hari di salah satu stasiun TV ada beberapa perwakilan mahasiswa yang diwawancara. Mereka ditanya apakah dibenarkan demo sambil merusak ini itu. Lalu apa yang mereka jawab? Mereka bilang wajar kalo mereka melakukan pengrusakan karena kalo gak begitu pemerintah gak bakal mendengarkan. Lalu mereka juga bilang, apa yang mereka lakukan ini (tindakan pengrusakan) bukan tindakan anarkis, karena yang namanya tindakan anarkis itu dilakukan tanpa adanya tujuan sedangkan mereka punya tujuan. Heloooo~ apa mereka tau tindakan yang mereka lakukan ini merugikan orang lain? Lalu lintas kacau, orang-orang ketakutan.. bahkan ada cafe dan restoran siap saji yang juga jadi sasaran. Katanya mau membela dan mementingkan rakyat, apa begini caranya?
Ternyata bukan cuma pendemo yang bersikap kayak gitu. Sidang DPR mengenai apakah akan adanya kenaikan harga BBM berjalan sangat lama. Dari pagi sampai tengah malam, belum selesai juga, diperpanjang sampai jam 1 subuh. Sidang ini disiarkan ke seluruh penjuru Indonesia, dan terlihat gak sedikit yang berkelakuan kayak anak kecil. Satu belum selesai bicara, yang lain memotong pembicaraan.. berlomba-lomba ingin menyuarakan pendapatnya. Ada lagi, entah siapa, ketika satu orang berbicara, ada mic yang dipukul-pukul.. mungkin ingin membuyarkan konsentrasi si pembicara atau mungkin cuma ingin menyampaikan ketidaksenangan terhadap si pembicara. Sampai-sampai ketua sidang terlihat agak bingung dan risih. Lucunya lagi, ketua rapat yang cuma mendengarkan dan mengambil kesimpulan sempat dijadikan kambing hitam oleh sekelompok anggota DPR. Benar-benar "panas" situasi di DPR kemarin, gak cuma diluar aja.
Hasil sidang berujung dengan adanya penambahan pasal 7 ayat 6a. Katanya adanya penambahan ayat ini tidak konsisten dan bertentangan dengan pasal 7 ayat 6 yang sudah ada. Ada beberapa fraksi yang menolak adanya penambahan embel-embel huruf "a" pada pasal tersebut. Pokoknya intinya, BBM untuk saat ini tidak naik, tapi bisa saja naik sewaktu-waktu. Aduh, gw gak ngerti deh. Gimana jadinya negara kita ini?
No comments:
Post a Comment